Transaksi Digital dan Perilaku Konsumtif

Kamis 06-07-2023,19:06 WIB
Reporter : Aktual News
Editor : Aktual News

Ilustrasi transaksi non tunai/pexel.com   Jakarta, AktualNews - Kemajuan teknologi informasi membawa kemajuan tersendiri di bidang keuangan pada transaksi digital. Tetapi dengan kemudahan ini masyarakat terlebih lagi mahasiswa dan generasi milenial, mengalami perilaku konsumtif. Anda tidak memahami betul dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan menggunakan uang elektronik. Pada saat ini kamu akan dihadapkan oleh banyak pembayaran digital, dimana transaksi dilakukan tanpa menggunakan uang tunai. Transaksi ini melibatkan perusahaan teknologi keuangan, berkolaborasi dengan berbagai sektor ekonomi untuk memenuhi tuntutan dari pengguna atau masyarakat yang semakin canggih dan paham teknologi. Transaksi digital populer di Indonesia dan banyak digunakan generasi milenial seperti mahasiswa ialah e-wallet, mobile banking, e-money dan yang ramai digunakan QRIS. Selain itu, masih banyak lagi jenis transaksi digital dan akan terus berkembang. Sehingga memunculkan istilah dompet elektornik dimana seseorang tidak perlu membawa uang tunai, hanya menggunakan handphone. Tempat yang sering menyediakan layanan tranksaksi digital ialah tempat yang biasa dikunjungi oleh generasi milenial dan mahasiswa. Bahkan usaha mikro seperti warkop, cafe, fotokopi dan warung menyediakan pembayaran digital. Apalagi usaha menengah dan atas yang dapat melihat pertumbuhan dan memanfaatkan transaksi digital sebagai peluang untuk meningkatkan penjualan. Sehingga kemudahan yang anda dapatkan akan menjadikan kamu sebagai orang yang berperilaku konsumtif. Dengan mudah menekan nominal yang dibayarkan dan memilih barang, belum lagi situs belanja daring dimana seseorang diharuskan membayar secara digital. Perilaku konsumtif biasanya tidak berdasarkan pada kebutuhan, tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan yang ada pada diri seseorang. Pelaku konsumtif banyak terjadi di kalangan mahasiswa terlebih lagi mahasiswi. Anda akan belanja menggunakan faktor emosional saja, dengan hanya memperhitungkan gengsi. Sedangkan mahasiswa yang cenderung memikirkan faktor rasional akan memperhatikan manfaat dan harga produk yang dibeli. Sehingga perilaku konsumtif tidak lagi berdasarkan kebutuhan saja tetapi untuk memenuhi gaya hidup yang sedang tren di masyarakat atau dunia kampus. Lalu anda bisa menghubungkan apa kaitan transaksi digital dengan perilaku konsumtif. Anda akan berfikir mudah dan praktis merupakan faktor penting untuk berbelanja. Anda tidak perlu lelah mengelilingi pasar atau mal. Belum lagi promo yang banyak ditawarkan oleh perusahaan uang elektronik, sungguh menggiurkan bukan? Bahkan pengguna uang elektronik ditawarkan mendapat barang atau jasa terlebih dahulu dan membayar nanti. Muncul lah berbagai dampak positif negatif karena meningkatnya penyebaran transaksi digital sekarang. Dampak positif , anda dapat melakukan transaksi lebih efektif dan efisien. Tidak perlu menghitung uang, saldo akan terlihat melalui handphone . Serta menciptakan kenyamanan antara pedagang dan pembeli karena tidak ada kecurangan harga. Tetapi sebaliknya, penggunaan berlebihan akan menimbulkan dampak negatif. Pengguna rentan mengalami cyber crime, contoh praktik skimming . Dimana kejahatan perbankan dengan cara mencuri data untuk menarik dana yang ada di dompet digital anda. Hal tersebut tentu bisa anda hindari, jangan pernah memberikan PIN, username dan password kepada siapapun. Meningkatnya transaksi digital di Indonesia terjadi pasca pandemi. Hal itu mendorong masyarakat untuk bertransaksi digital. Tingginya minat masyarakat dalam bertransaksi secara digital menjadi pendorong bagi Bank Indonesia untuk terus mengembangkan sistem pembayaran digital. Kamu akan terus disuguhi oleh kehadiran uang elektronik yang berbeda setiap tahun. Sehingga banyak program yang dicanangkan pemerintah Indonesia untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM). UMKM Go Digital mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan bisnis. Bisa saja, kamu sebagai mahasiswa menjalankan bisnis tersebut untuk menutupi perilaku konsumtif. Anda sebagai mahasiswa tentunya dapat mengatur setiap pengeluaran transaksi online. Jangan tergiur akan kemudahan yang disediakan, membuat kamu menjadi pelaku konsumtif. Pahami kekurangan dan kelebihan dari transaksi online . [Red/Akt-01 ]     Penulis : Tera Oktaviani Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta

Tags :
Kategori :

Terkait