Peluncuran Danantara: Langkah Strategis Presiden Prabowo untuk Perkuat Ekonomi Nasional dan Daya Saing Global

Peluncuran Danantara: Langkah Strategis Presiden Prabowo untuk Perkuat Ekonomi Nasional dan Daya Saing Global

Muliadi San, Founder Tumbuh Makna (TMB), sedang mempresentasikan Danantara dalam Focus Group Discussion di Jakarta Selatan.--

Jakarta, AktualNews - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah lembaga investasi strategis yang bertujuan memperkuat perekonomian nasional melalui pengelolaan aset berkelanjutan pada 24 Februari lalu. Danantara diharapkan menjadi dana kekayaan negara yang berperan dalam mengelola sektor-sektor vital seperti energi terbarukan, manufaktur berteknologi tinggi, dan ketahanan pangan, serta mendorong inovasi di berbagai industri.

Dengan tata kelola yang profesional dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, Danantara dikatakan akan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat transformasi ekonomi menuju masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Inisiatif ini juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mengelola investasi secara strategis, transparan, dan berdaya saing tinggi demi kesejahteraan masyarakat dan generasi mendatang.

Yusuf Rendy Manilet, Peneliti Ekonomi di Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menilai pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) baru seperti Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan, terutama dalam hal pengembangan investasi dan optimalisasi aset negara. "Danantara dibentuk sebagai organisasi mandiri yang menerima mandat untuk mengelola investasi. Harapannya, aset negara bisa berkembang lebih optimal," kata Yusuf dalam diskusi tentang Danantara di kantor Tumbuh Makna (TMB) di Jakarta Selatan.

Yusuf menambahkan bahwa pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp13.523 triliun hingga 2029, dengan nilai tahunan berkisar Rp1.500 hingga Rp4.000 triliun. Meski target tersebut terkesan ambisius, ia meyakini pencapaian investasi dalam dua hingga tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif, menjadikannya target yang realistis. "Dalam realisasi investasi, setidaknya dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini pencapaiannya tidak buruk. Target yang ditetapkan selalu tercapai, terutama yang tercatat oleh BKPM," jelasnya.

BACA JUGA:Acer Indonesia Perkuat Transformasi Digital Bisnis dengan #AcerforBusiness

Selain mempercepat investasi nasional, Danantara juga diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan modal di daerah-daerah yang sebelumnya kurang diminati. "Sebagian investor masih ragu untuk berinvestasi di daerah karena berbagai faktor. Dengan adanya Danantara, minat mereka diharapkan meningkat," ujarnya. Yusuf juga yakin bahwa Danantara dapat menarik investasi asing dan swasta. "Statusnya sebagai institusi independen dianggap lebih menarik bagi investor asing dibandingkan jika mereka harus berinvestasi langsung ke daerah," tambahnya.

Di sisi lain, Muliadi San, Founder Tumbuh Makna (TMB), mendukung penuh kehadiran Danantara, khususnya dalam memperkuat pasar modal Indonesia. Ia menilai bahwa Danantara berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. "Dengan mengelola aset besar milik BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan Pertamina, institusi ini dapat meningkatkan kepercayaan investor lokal melalui pengelolaan yang profesional dan transparan. Hal tersebut akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga partisipasi investor domestik dapat semakin meluas," ujar Muliadi.

Muliadi juga menyoroti potensi Danantara dalam meningkatkan likuiditas pasar melalui pengelolaan aset yang efisien serta investasi di sektor-sektor strategis, seperti infrastruktur dan energi. Menurutnya, kehadiran Danantara dapat memperkuat ekosistem investasi nasional dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. "Kehadiran Danantara diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Muliadi berharap Danantara dapat memperkuat daya saing industri keuangan Indonesia, baik di tingkat nasional maupun global, dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik. Selain menarik investor asing, ia juga berharap Danantara dapat mendorong pertumbuhan investor domestik, yang pada akhirnya dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional. "Dengan meningkatkan partisipasi investor domestik, Danantara berpotensi menciptakan ekosistem investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada modal asing, dan memperkuat perputaran ekonomi dalam negeri," tuturnya.

Muliadi juga melihat Danantara sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin kompleks. "Danantara, jika dikelola dengan baik, tentu sangat positif. Ini adalah cita-cita kita sejak lama," jelasnya. Namun, ia mencatat bahwa kondisi ekonomi global saat ini sedang mengalami perlambatan, yang berimbas pada tekanan terhadap rupiah akibat fenomena penguatan dolar. Dalam situasi ini, peran Danantara menjadi semakin penting untuk mendorong kepercayaan investor domestik agar tetap aktif berinvestasi di dalam negeri. "Kita tahu ekonomi global sedang melambat, dolar kembali menguat. Yang terkena dampaknya adalah rupiah. Kita berharap Danantara dapat membantu," tutup Muliadi.***

Sumber: