Gempa di Tapanuli Utara Mengakibatkan Longsor dan Akses Jalan Lintas Tarutung-Sipirok Terputus

Gempa diduga menyebabkan tanah longsor yang menimbun akses jalan lintas antara Tarutung dan Sipirok, sehingga jalan tersebut terputus total. Selain itu, longsor juga merusak sejumlah fasilitas umum.

Beberapa alat berat dari Pemkab Taput telah dikerahkan ke lokasi untuk mengangkut tanah dan membersihkan material yang menutup akses jalan tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh dari warga yang enggan disebutkan namanya, satu orang wanita, Kartini Manalu (69), ditemukan meninggal dunia akibat tertimpa longsor. Sementara itu, seorang lainnya, Hulman Hutabarat (70), mengalami luka ringan dan saat ini sedang mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Onan Hasang, Kecamatan Pahae Julu. Insiden ini juga menyebabkan rumah tempat tinggal korban ambruk dan tidak dapat dihuni lagi.

BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di Sidikalang, Sembilan Orang Luka-Luka, Dua di Antaranya Luka Serius

Guncangan gempa juga menyebabkan longsor di dua lokasi berbeda, yakni di Desa Hutabarat dan Desa Mbilung Hutabarat. Di Desa Hutabarat, pihak BPBD telah turun tangan dengan menggunakan alat berat untuk membersihkan tanah yang menutup jalan. Namun, di Desa Mbilung, akses ke lokasi masih terhalang, sehingga penanganan belum bisa dilakukan.

Selain itu, gempa merusak sebuah sekolah dasar (SD) di Desa Lobu Pining, mengakibatkan para siswa-siswi diliburkan sementara waktu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bonggas Pasaribu, sebelumnya telah menghimbau warga untuk menjauh dari area tebing, guna mengurangi risiko korban jiwa akibat longsor yang disebabkan oleh gempa.

Dampak gempa ini tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara, khususnya di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu.***