Kurnia Tri Royani: Gunakan Kesempatan Berkuasa untuk Menghormati Pahlawan Bangsa

Ilustrasi pagar laut/Kompas --
Jakarta, AktualNews- Advokat Kurnia Tri Royani mengungkapkan kekecewaannya terhadap kasus pagar laut yang sempat menjadi sorotan publik. Harapan akan terciptanya sejarah besar ternyata tidak terwujud. Meski pagar laut tersebut dicabut, biaya yang digunakan berasal dari anggaran negara melalui pengerahan aparat, bukan dari pihak yang bertanggung jawab. Ironisnya, Menteri ATR/BPN justru terlihat seolah menjadi pahlawan dalam kasus ini.
Namun, sang Menteri kemudian membatalkan rencananya untuk memproses mafia besar di balik kasus pagar laut tersebut. Tidak ada tindak lanjut yang jelas, dan isu ini perlahan menghilang. Menurut Kurnia, ini hanyalah sebuah "karnaval" yang membutuhkan kambing hitam dan pahlawan palsu.
BACA JUGA:Diklat dan Uji Kompetensi Manajer serta Pengurus Koperasi di Karanganyar Resmi Dibuka
Kurnia menyatakan bahwa meskipun kecewa, ia tetap berharap Presiden dapat mengambil langkah tegas seperti operasi besar-besaran untuk memperbaiki situasi, sebagaimana yang dilakukan saat penggeledahan di Pertamina yang mengungkap korupsi triliunan rupiah. Namun, ia mempertanyakan apakah ini hanya pengalihan isu, mengingat tiba-tiba muncul rancangan undang-undang TNI yang dirancang secara diam-diam di sebuah hotel tertutup.
Ia juga menyoroti ketidakadilan dalam penanganan isu rakyat. "Mengapa rancangan undang-undang bisa dibuat begitu cepat, tetapi masalah rakyat seperti PIK 2 tidak kunjung diselesaikan?" tanyanya.
Kurnia mengimbau Presiden untuk turun langsung ke lapangan. "Bukankah Anda pernah berjanji untuk mewakafkan hidup dan keahlian Anda demi bangsa ini? Anda berasal dari keluarga pahlawan, buktikanlah itu," ujarnya. Ia juga menyampaikan pesan serupa kepada Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri, agar mereka menggunakan waktu dan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan bangsa.
Kurnia juga menyoroti kondisi ekonomi yang memprihatinkan, dengan defisit APBN hampir Rp30 triliun, IHSG yang anjlok, dan banyak perusahaan besar yang bangkrut. Ia mengkritik hubungan antara Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo, yang menurutnya tidak membawa manfaat bagi rakyat. "Apakah ini hanya permainan politik dengan kepentingan pribadi di baliknya?" tanyanya.
Ia mengutip Mao Tse Tung, "Biarkan rakyat sibuk dengan kehidupan remeh-temeh agar mereka lupa akan hak mereka." Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memberikan kehidupan yang layak bagi rakyatnya, tetapi hal itu tidak terjadi.
Kurnia menegaskan bahwa pengadilan adalah satu-satunya tempat di mana suara rakyat masih bisa didengar. Ia mengungkapkan perjuangan bersama lebih dari 20 pengacara yang bekerja tanpa bayaran demi keadilan. "Kami ingin memberikan teladan bahwa perjuangan tanpa pamrih masih ada," katanya.
BACA JUGA:PDAM Tirtalihou Kirim Tangki Air, Pasokan Air Bersih di Parapat Terganggu
Ia juga mengingatkan Prabowo untuk mendengarkan masukan dari ulama yang tulus, bukan mereka yang hanya mencari keuntungan. "Hentikan segala bentuk kongkalikong dan fokuslah pada tanggung jawab Anda kepada rakyat," tegasnya.
Kurnia menutup dengan pesan mendalam, "Waktu Anda tidak banyak. Gunakan kesempatan ini untuk mewariskan negara yang utuh kepada generasi berikutnya. Jangan biarkan Indonesia kehilangan jati dirinya." ***
Sumber: