Senyum yang Mengoyak Hati

Ilustrasi/kreator dokpri/Pixabay --
Aku tidak mengerti apa yang dia maksud. Aku hanya ingin membuatnya bahagia, ingin menjadi alasan di balik senyumnya. Tapi semakin lama aku mengenalnya, semakin aku sadar bahwa ada sesuatu yang tak bisa aku sentuh dalam dirinya.
Rahasia yang Tersembunyi
Satu malam, saat hujan kembali turun, Sinta menghilang. Aku mencarinya di tempat-tempat biasa kami bertemu, tapi dia tidak ada di sana. Aku meneleponnya, tidak ada jawaban.
Hatiku mulai gelisah. Aku berjalan ke rumahnya, mengetuk pintu berkali-kali, tapi tidak ada yang membuka.
Keesokan harinya, dia datang kepadaku, dengan mata sembab dan senyum yang tetap terukir di wajahnya.
“Aku harus pergi,” katanya lirih.
Aku tidak mengerti. “Pergi ke mana?”
Sinta menggeleng, menghindari tatapanku. “Ada hal yang harus aku selesaikan.”
Aku ingin bertanya lebih jauh, ingin memintanya tinggal, tapi ada sesuatu di matanya yang membuatku tidak bisa. Seolah-olah jika aku memaksanya, aku justru akan semakin kehilangannya.
Hari itu, Sinta benar-benar pergi.
BACA JUGA:Kan Kuikat Hatimu dengan Cinta yang Berbeda
Bayangan Sinta yang Selalu Ada
Sejak kepergiannya, aku sering kembali ke tempat-tempat yang pernah kami datangi bersama.
Aku kembali ke Kebun Raya, duduk di bawah pohon yang sama. Angin menerpa wajahku, membawa kenangan yang terasa begitu nyata. Aku membayangkan dia duduk di sampingku, tersenyum dengan tatapan yang sulit kutebak.
Aku kembali ke kafe kecil itu, memesan kopi hitam yang sama. Tapi rasanya berbeda tanpa dia di hadapanku.
Sumber: