WGII Luncurkan Data ICCAs Edisi Mei 2025: Dorong Peran Masyarakat Adat Jaga Keanekaragaman Hayati

--
“Data ini penting. Saya mengajak WGII, masyarakat adat, komunitas lokal, dan kelompok peduli lainnya untuk bersama-sama menyusun roadmap pengelolaan keanekaragaman hayati, yang berbasis kearifan lokal demi kesejahteraan bersama,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Kynan Tegar, pembela lingkungan hidup muda dari masyarakat adat Dayak Iban di Sungai Utik, Kalimantan Barat, yang berbagi kisah tentang bagaimana komunitasnya menjaga hutan dan ekosistem.
“Kakek saya, Apai Janggut yang kini hampir berusia 90 tahun selalu mengatakan, "tanah ini ibu kita, hutan ini ayah kita, sungai ini darah kita,’” ujar Kynan.
Masyarakat Sungai Utik telah menjaga sekitar 10 ribu hektare hutan utuh, wilayah yang lebih luas dari DKI Jakarta.
Direktur Forest Watch Indonesia, Mufti F. Barri, turut hadir dan menyoroti adanya ancaman terhadap konservasi, bahkan di dalam kawasan konservasi itu sendiri, seperti konsesi tambang dan perkebunan.
“Masih banyak potensi wilayah konservasi yang dikelola masyarakat dan seharusnya bisa direalisasikan,” katanya menanggapi data WGII.***
Sumber: