Pentingnya Etika dalam Berbicara: Fondasi Kehidupan

Pentingnya Etika dalam Berbicara: Fondasi Kehidupan

Ilustrasi komunikasi dengan orang lain. (Sumber: Freepik)--

Berita Feature

Jakarta, AktualNews - Etika, khususnya dalam berkomunikasi, merupakan fondasi penting untuk kehidupan yang harmonis dan produktif. Dalam dunia yang semakin berkembang, kemampuan untuk berkomunikasi secara etis menjadi semakin krusial, bukan hanya dalam lingkup pribadi, tetapi juga dalam konteks professional dan sosial yang lebih luas. Berbicara tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, namun ia adalah cerminan karakter, nilai-nilai, dan rasa hormat kita terhadap orang lain. 

Penyesuaian Gaya Berkomunikasi

Dalam wawancara singkat dengan Adhy Reizki Oktavia karyawan Visibel.id, menekankan pentingnya etika dalam berbagai konteks kehidupan. Ia melihat etika sebagai sesuatu yang harus di utamakan, terutama dalam lingkungan kerja dan sekolah. Menurutnya, kemampuan untuk menyesuaikan gaya berkomunikasi dan perilaku sangat penting, tergantung pada siapa lawan bicara dan situasi yang di hadapi.

“Kemampuan untuk menempatkan diri, memilih kata-kata yang tepat, dan menyesuaikan candaan atau obrolan agar sesuai dengan konteks dan hubungan dengan lawan bicara adalah kunci untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan harmonis,” ungkap Adhy.

Nilai-nilai Etika Sejak Dini 

Fikry Aditya Rizky, dalam wawancaranya menambahkan tanggapan lain pada pentingnya etika dalam berbicara. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai etika sejak usia dini, melalui didikan orang tua dan keluarga. “Etika dalam berbicara tidak hanya mencakup pemilihan kata-kata, tetapi juga mencakup aspek non-verbal seperti kontak mata dan bahasa tubuh,” jelas Fikry. 

BACA JUGA:Etika: Jalinan Kehidupan yang Harmonis

Ia mengamati bahwa sesorang dengan etika yang kurang baik seringkali terlihat dari kurangnya kontak mata dan sikap tubuh yang kurang sopan. “Cara kita berbicara, bagaimana kitab isa menatap lawan bicara, dan bagaimana kita bersikap, semuanya merupakan bagian norma dari komunikasi yang beretika,” tambahnya. Fikry menyimpulkan bahwa etika yang baik merupakan hari dari berbagai aspek perilaku yang harus dipelajari dan dipraktikkan sejak usia dini.

Membangun Hubungan Positif

Etika dalam berbicara bukan hanya tentang menghindari kata-kata kasar atau menghina, tetapi juga tentang membangun hubungan yang positif dan produktif melalui komunikasi yang sopan, dan penuh hormat. Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, memahami perspektif orang lain, dan merespons dengan bijaksana merupakan kunci dalam berkomunikasi secara etis. Dalam dunia yang semakin terpolarisasi dan informasi yang tersebar dengan cepat, kemampuan untuk berkomunikasi secara etis menjadi hal penting untuk mencegah kesalahpahaman, konflik, dan penyebaran informasi yang menyesatkan.

Selain itu, etika dalam berbicara juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial. Kata-kata kita yang dilontarkan memiliki dampak yang luar biasa untuk memengaruhi orang lain, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, kita memiliki tangguang jawab untuk menggunakan lisan dengan bijak, menghindari ujaran kebencian satu sama lain, dan informasi yang tidak akurat/Hoax. Etika dalam berbicara juga mencakup kemampuan untuk menyampaikan kritik secara jelas tanpa merendahkan atau menghina orang lain. Dalam hal ini kita membutuhkan suatu kepekaan, empati dan kemampuan untuk mengontrol emosi kita sendiri.

Tantangan di Era Digital

Di era digital saat ini, tantangan dalam menjaga etika berbicara semakin kompleks. Media sosial, dengan jangkauan yang luas dan ketidakjelasan informasi mengenai identitas sesorang yang relatif tinggi, seringkali menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian, informasi hoax, dan cibiran komentar yang tidak sopan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran yang tinggi tentang etika dalam menggunakan media digital dan tanggung jawab atas setiap kata yang kita tulis atau ucapkan di dunia maya. Kita harus selalu ingat bahwa jejak digital akan terus ada, dan dibalik media digital terdapat individu dengan perasaan dan emosi mereka sendiri.

Sumber:

Berita Terkait