Kisah Terowongan Cikuda Bojong Nangka Bogor: Dari Angker Menjadi Simbol Kehidupan

Kisah Terowongan Cikuda Bojong Nangka Bogor: Dari Angker Menjadi Simbol Kehidupan

Terowongan di kampung Cikuda, Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.--

Bogor, AktualNews - Di Kampung Cikuda, Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, terdapat sebuah terowongan kecil yang menyimpan cerita panjang penuh misteri dan perubahan zaman. Terowongan itu terletak tepat di bawah jalan tol Jagorawi jalur penting penghubung antara Jakarta, Bogor, dan Ciawi.

Terowongan ini bukan sembarang terowongan. Bagi warga setempat, terutama mereka yang sudah lama tinggal di daerah itu, bangunan ini memiliki kenangan yang tidak mudah dilupakan. Dahulu, sebelum kawasan Bojong Nangka berkembang pesat seperti sekarang, wilayah ini masih sepi, pepohonan mengelilingi jalan-jalan kampung. Terowongan Cikuda pun saat itu sunyi, gelap, dan jauh dari lalu-lalang manusia.

Kang Ocis, warga asli Kampung Cikuda, masih ingat betul suasana pada masa itu. Ia mengenang masa kecilnya di tahun 90-an, ketika sepeda motor masih menjadi barang langka. "Dulu di sini masih gelap, apalagi di tahun 90-an. Masih jarang sekali sepeda motor. Jadi kalau lewat terowongan itu, sepi, gelap... pokoknya rada-rada berbau mistis," tutur Kang Ocis sambil tersenyum tipis, seolah mengenang ketegangan masa lalu.

BACA JUGA:Masjid Jami Baitussa’aadah, Masjid Pertama Yang Ada di Kampung Cikuda Desa Bojong Nangka Gunung Putri Bogor

Konon, dulu sering terjadi kecelakaan di ruas jalan tol yang melintas di atas terowongan tersebut, terutama ketika tol Jagorawi masih dua jalur. Yang mengerikan, kecelakaan-kecelakaan itu sering kali memakan korban jiwa. Warga sekitar percaya, setiap kali terjadi kecelakaan di atas sana, terowongan di bawahnya mendadak berubah suasananya menjadi lebih berat, lebih mencekam. Cerita-cerita horor pun mulai beredar, dari suara misterius hingga penampakan yang membuat bulu kuduk meremang.

"Kalau habis ada kecelakaan di tol, suasana di dalam terowongan jadi beda. Dulu orang-orang lewat situ sambil baca doa, atau malah memilih muter jauh demi menghindari terowongan itu," lanjut Kang Ocis.

Namun waktu terus berjalan, dan Kampung Cikuda tidak lagi seperti dulu. Penduduk bertambah, rumah-rumah baru bermunculan, jalanan makin ramai oleh kendaraan motor dan mobil. Terowongan Cikuda yang dulu angker, kini menjadi jalur penting penghubung antarwilayah: dari Karanggan, Tapos Depok, hingga ke kawasan Podomoro.

Warga pun mulai berinisiatif mempercantik terowongan. Dinding-dinding yang dahulu kusam dan penuh coretan kini dicat warna-warni cerah. Lampu-lampu dipasang di dinding, menambah penerangan dan rasa aman bagi siapa saja yang melintas. Terowongan yang dulu penuh cerita mistis kini berubah menjadi simbol kehidupan dan kemajuan dan memberikan akses penghubung jalan yang indah dan aman.

Kini, anak-anak yang melintas di sekitar terowongan tanpa rasa takut, dan para pengendara lewat dengan percaya diri tanpa beban kisah-kisah angker yang dulu menyelimuti tempat ini. Namun bagi para tetua kampung seperti Kang Ocis, kisah lama Terowongan Cikuda tetap hidup dalam ingatan sebagai bagian dari sejarah kampung yang tak boleh dilupakan.

Dari tempat yang dulu ditakuti, kini Terowongan Cikuda berdiri sebagai bukti bahwa waktu bisa menyembuhkan, dan kehidupan terus berjalan, membawa terang ke tempat yang dulu gelap.

Ini adalah versi dan cerita dari Kang Ocis, kisah Terowongan yang berada di Kampung Cikuda, Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.***

Sumber: