Diam Sejenak, Dengarkan Diri Sendiri

Diam Sejenak, Dengarkan Diri Sendiri

Foto; ilustrasi --

Jakarta, AktualNews - Setiap pagi, pukul enam, Amanda menyiapkan segelas teh hangat lalu duduk di balkon kamarnya. Tanpa ponsel, tanpa musik, hanya dirinya sendiri dan langit Jakarta yang perlahan terang. Baginya, pagi adalah satu-satunya waktu yang tersisa untuk benar-benar “bernapas”.

“Aku hanya duduk. Kadang nulis, kadang diam aja. Tapi itu cukup bikin aku waras,” ucapnya 

Lebih dari Sekadar Merenung

Refleksi diri bukan hal baru. Namun di era digital yang serba instan, aktivitas ini menjadi semakin langka. Padahal, menurut psikolog Ratri Adityasari, M.Psi., refleksi diri adalah cara manusia menyambung kembali kesadarannya yang terputus akibat rutinitas.

“Refleksi itu bukan sekadar melamun. Ia adalah proses sadar untuk mengevaluasi pengalaman, memahami perasaan, dan menemukan makna dari apa yang terjadi dalam hidup,” ujarnya

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan banyak cara: menulis jurnal, berbicara dengan diri sendiri, membuat daftar rasa syukur, atau sekadar menatap langit sambil merenungi perjalanan hidup. Yang dibutuhkan hanya satu: kejujuran.

Sayangnya, dalam masyarakat yang memuja kesibukan, berhenti sejenak sering dianggap kemunduran. Istirahat diasosiasikan dengan kemalasan, sementara refleksi dianggap kegiatan yang tidak produktif.

BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Angka: Perceraian dan Dampaknya pada Anak

“Padahal justru dari situ kita bisa melihat ulang arah hidup. Apakah yang kita kejar benar-benar kita inginkan? Atau cuma ikut arus?”

Sebuah Momen Perjumpaan

Bagi Ilham, refleksi diri datang bukan karena niat, tapi karena keterpaksaan. Setelah gagal dalam wawancara kerja kelimanya, ia merasa hampa. “Aku merasa nggak berguna. Padahal CV-ku lumayan, IPK juga bagus.”

Ia pun memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Sukabumi selama sebulan. Di sana, jauh dari hiruk-pikuk kota, ia mulai mengisi hari dengan kegiatan sederhana menyapu halaman, ngobrol dengan ayah, dan membaca buku harian lamanya saat SMA.

“Saya menangis waktu baca tulisan saya, ternyata banyak hal yang saya lupakan, cita-cita kecil, impian untuk hidup bahagia, bukan sekadar sukses.”

Refleksi diri tidak selalu datang dari momen tenang. Sering kali, ia muncul saat hidup sedang porak-poranda. Tapi justru dari titik itulah, seseorang mulai kembali menyusun dirinya.

Menemukan Diri di Tengah Kegaduhan

Sumber: