Kunjungan Menteri Kebudayaan Prancis ke Indonesia Dukung Penguatan Kerja Sama Budaya Bilateral

Dir. IFI, Jules Irrmann sambut dan dampingi Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati kunjungi Bentara Budaya, Jakarta--
Jakarta, AktualNews - Dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Prancis ke Indonesia, Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, melakukan kunjungan ke Bentara Budaya, Jakarta, pada Rabu 28/5/2025. Kunjungan ini bertujuan mempererat hubungan budaya antara kedua negara melalui dialog dan peluncuran proyek sastra inovatif.
Sejumlah tokoh terkemuka hadir dan turut berdiskusi bersama Menteri Dati, antara lain, penulis Laksmi Pamuntjak, komponis Addie MS, Anggun, Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial Dr. Risa Permanadeli, Direktur Komunikasi Korporat Kompas Gramedia Glory Oyong, Vice GM Publishing 1 Andi Tarigan, Manajer Editorial dan Produksi KPG Christina Maria Udiani, co-initiator PINTU Incubator Thresia Mareta, serta perwakilan dari PINTU.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Dati secara resmi meluncurkan proyek “AYO BACA!”, dengan memperkenalkan logo program bersama Laksmi Pamuntjak. Inisiatif ini diinisiasi oleh Institut français d'Indonésie (IFI) dan bekerja sama dengan Gramedia, bertujuan untuk membangkitkan kembali minat baca di Indonesia, dengan menyoroti karya-karya sastra kontemporer berbahasa Prancis.
“Kunjungan ini menjadi momen bersejarah bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Prancis-Indonesia. Kami percaya bahwa kerja sama budaya harus berdiri sejajar dengan kerja sama industri dan militer, demi membangun pemahaman dan masa depan bersama,” ujar Rachida Dati saat meresmikan program “AYO BACA!”.
BACA JUGA:Menteri Kebudayaan Prancis Kunjungi Rumah Kudus, Soroti Dampak Program PINTU
“Saya merasa sangat gembira dan terhormat berada di tempat yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, yaitu Bentara Budaya Jakarta. Lewat program ini, kami mempersembahkan hadiah sastra, perpustakaan keliling, dan lokakarya penerjemahan untuk memperkuat jembatan literasi antara Prancis dan Indonesia,” lanjutnya.
Program sastra ini terbagi dalam tiga fase sepanjang tahun 2025:
1. Fase Pertama – Penghargaan “Mon Coup de Coeur Francophone – AYO BACA!”, merupakan cikal bakal dari “Choix Goncourt Indonesia,” sebuah penghargaan sastra berstandar internasional yang telah hadir di lebih dari 50 negara. Sejak Januari, 37 pembaca Indonesia dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan penerjemah telah menilai karya sastra Prancis untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Pemenang akan diumumkan Juli mendatang di Jakarta.
2. Fase Kedua – Perpustakaan Keliling (Bibliothèque Mobile/BiMo), sebuah kendaraan yang dikonversi menjadi perpustakaan bergerak akan menjelajahi Pulau Jawa, menyuguhkan buku dan aktivitas kreatif kepada pelajar dari tingkat SD hingga SMA.
3. Fase Ketiga – Lokakarya Penerjemahan, bertujuan melahirkan generasi baru penerjemah sastra Prancis-Indonesia melalui pelatihan intensif.
Kunjungan Menteri Dati juga menyoroti kerja sama di bidang industri kreatif, khususnya fesyen. Ia dijadwalkan bertemu dengan pelaksana program PINTU, sebuah inkubator kreatif Prancis-Indonesia yang sejak 2022 mendukung desainer muda. Program ini memungkinkan desainer Indonesia tampil di pameran yang terhubung dengan Paris Fashion Week, sementara desainer Prancis mengeksplorasi teknik lokal dan berpartisipasi dalam Jakarta Fashion Festival.
Program PINTU dipimpin oleh IFI, bekerja sama dengan Lakon Indonesia pemain utama industri tekstil dan fesyen dan Jakarta Fashion Festival (JF3), yang didukung oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Melalui sastra, pemuda, dan kreasi, kunjungan ini menandai langkah strategis dalam memperdalam kerja sama budaya antara Prancis dan Indonesia.***
Sumber: