Polres Karanganyar Ungkap Enam Kasus Kekerasan dalam Operasi Aman Candi 2025, Tujuh Tersangka Diamankan

--
Akibat sabetan tersebut, korban mengalami cedera serius, termasuk otot putus dan patah tulang di kedua tangannya. Helm dan spion motor yang rusak menjadi bukti nyata kekerasan yang terjadi. Tersangka disangkakan melanggar Pasal 351 ayat (2) KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
4. Konflik Internal Perguruan Silat di Tugu: Korban Dianiaya hingga Pingsan
Sebuah peristiwa penganiayaan terjadi pada Jumat, 26 Agustus 2022, di rumah tersangka T (50 tahun), warga Dukuh Kuwon, Desa Tugu, Kecamatan Jumantono. Korban, seorang anggota perguruan silat, datang ingin menyatakan keluar dari organisasi namun ditentang keras oleh tersangka.
Akibatnya, tersangka menendang korban di bagian bibir hingga berdarah dan membutuhkan perawatan medis selama dua hari. Kaos biru milik korban menjadi salah satu barang bukti. Tersangka disangkakan melanggar Pasal 351 ayat (2) KUHP, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
5. Penganiayaan di Tempat Kerja: Emosi karena Ucapan Korban
Kasus ini terjadi pada Jumat, 21 Februari 2025, di CV Afantex, Jalan Solo–Sragen KM 9.5, Karanganyar. Tersangka WO (59 tahun) marah besar terhadap ucapan korban, SZ (45 tahun), saat mereka sedang berbicara di ruang kerja tersangka.
Akibatnya, SZ mengalami luka ringan akibat pukulan WO. Meski tidak parah, kejadian ini tetap dilaporkan ke polisi. Tersangka disangkakan melanggar Pasal 351 ayat (1) atau Pasal 352 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 2 tahun 8 bulan.
Selama masa operasi, Polres Karanganyar tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga melakukan kegiatan preventif dan preemtif serta koordinasi aktif dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama guna memitigasi potensi gangguan sejak dini.
Wakapolres menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah proaktif untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas di masa mendatang, tutupnya.***
Sumber: