Berpikir Jadi Titik Balik Hidup

Berpikir Jadi Titik Balik Hidup

Foto; ilustrasi--

Ia membuktikan bahwa keberhasilan bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling kuat untuk bertahan. Ia tidak sempurna, tapi ia menyelesaikan apa yang pernah nyaris ia tinggalkan. Dan itu sudah lebih dari cukup.

Kemampuan berpikir menjadi kunci utama dalam setiap keputusan yang ia ambil—mulai dari menahan diri untuk cuti, sampai berani kembali ke kampus. Di tengah hidup yang tak bisa ditebak, pikirannya menjadi arah kompas.

Untuk Mereka Yang Masih Berjuang

Tidak semua orang bisa bangkit dari keterpurukan. Tapi mereka yang mampu memproses luka lewat pikiran jernih, perlahan menemukan jalan keluar. Dalam kisah ini, kemampuan berpikir menjadi alat paling nyata yang menyelamatkan.

Mulai dari berpikir reflektif saat duka, logis saat mengambil keputusan untuk cuti, rasional saat memutuskan kembali kuliah, hingga kritis saat mengatur ulang hidupnya semua itu menunjukkan bahwa daya pikir bukan sekadar teori, tapi fondasi bertahan di kehidupan nyata.

Perjalanan yang ia lalui membuktikan bahwa ketahanan seseorang bukan hanya soal fisik atau semangat, tapi juga soal bagaimana ia memaknai pengalaman, menimbang pilihan, dan terus memilih untuk maju. Itulah kekuatan berpikir sederhana, tapi sangat menentukan arah hidup.***

 

Nama : Anisya Fandini

Jurusan : Teknik Grafika Penerbitan

Program Studi : Jursnalistik

Sumber: